Total Tayangan Halaman

Selasa, 28 Februari 2012

Memanjat keluar dari sini

Masa itu sudah berlalu, walau kadang sebuah lagu mengingatkanku pada masa indah, sebuah wewangian mengingatkan sesuatu yang manis.
Hanya sebuah lagu saja dapat membangkitkan kerinduan yang luar biasa. Sebuah wewangian dari kosmetik saja dapat mengingatkanku pada sebuah moment. 
Dalam hati berkata, dapatkah memulai dari awal lagi. Kurasa ini hanya hatiku yang berbicara begitu. Semua menjadi gelap dan pahit. Mungkin lebih baik menggelapkan kenangan itu. Jadi aku tidak perlu mengingat itu. Biar saja semakin meredup. Setiap kali teringat, jujur saja aku merindukan moment moment yang indah. Namun dunia nyata berkata, bangkit dari itu. Aku harus memanjat dari lubang dalam yang gelap.
Aku sedang berusaha memanjat. Aku perlu melihat sinar matahari, membiarkan matahari menghangatkan hati yang dingin. Aku perlu menghirup udara segar, aku harus melihat indahnya hijau pepohonan, warna warni bunga.

Kamis, 23 Februari 2012

silent emotion

Banyak memory yang hilang...  terkadang itu lebih baik. Karna bila aku mengingat sesuatu yang bersangkutan dengan dia, itu akan membuat hatiku sakit... sakit... 
Aku mendengar sebuah nama yang tidak asing, membuat aku mengingat satu waktu dan dimana dulu aku berada, mengingat sebuah paras yang tak asing yang memandangiku. Sangat rindu untuk bertemu mereka, namun kenangan telah berlalu. Keadaan telah berubah. Aku...Aku sangat ingin menjerit. Aku lelah dihantui masa laluku. Aku sangat sakit...
 
Mengapa aku tertawa, sedangkan hatiku sakit. Kenapa? Kenapa aku begini? Sesuatu yang ku tunggu sebenarnya sudah datang, namun aku menyangkalnya. Menyangkal perasaanku. Karna akau takut... Aku takut merasa sakit... Aku takut, tidak bisa mencintai, aku takut menyakiti dan terlebih aku takut tersakiti.

Mimpi-mimpi burukku mencerminkan ketakutanku. Hingga saatnya nanti tiba, aku harus bagaimana? Apa akau akan baik-baik saja? Apa yang akan terjadi. Aku sungguh ketakutan hingga semua itu menjelma dalam mimpiku.

Sebuah kerinduan yang terpendam, cinta yang terpendam, senyum palsu itu, mengapa? 
Dan aku tetap berkata pada diriku, aku tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja? Ku kira itu adalah positif thinking atau menghibur diri menjadi munafik? Entah apa sebutannya, ya begitula aku. Aku ingin mengubah itu semua, namun entah mengapa itu melekat erat pada diriku. 

 
2 tahun yang berlalu bagai 10 tahun. Namun semua memory yang terkadang masih terasa hangat dipiranku. Mengapa? Mengapa aku tidak dapat mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya. Apa karan ketakutanku oleh kata "maaf".
 
 


Selasa, 21 Februari 2012

Sekeras batu

Setelah menonton sebuah drama asia, aku seperti melihat diriku sendiri. Begitu keras. Sangat keras.
Bertanya mengapa tokoh utamanya bersi keras menutupi perasaannya? Pertanyaan itu juga terlontar pada diriku. 
Aku baru menyadarinya... sekeras itu kah aku? 
Bersi keras menutupi perasaanku. 
Tidak peduli apapun, aku tetap begitu. Ketika aku menyadari hal ini, aku berusaha mengubahnya. Itu bukan hal yang mudah. Sepertinya itu telah menempel pada diriku. Aku terus menyangkal rasa suka, rasa sedih. Aku menganggap itu bukan perasaan suka, aku menganggap aku baik-baik saja. Karna aku tidak ingin dikasihani, aku tidak ingin terluka. Jadi aku terus menyangkal. Sampai aku sadari semua ini dan aku tidak bisa melepaskan itu. Itu menyakitkan. Ketika aku mencoba membuang sifat keras itu. 

Sebelum aku menyadari ini, aku merasa aku sama seperti orang-orang lainnya. Ini lah alasan mereka berkata:
Seorang sahabat berkata, "Gue khawatir dengan sikap lo!" 
Atau dia berkata, "Lo nggak boleh begitu."
Dulu aku tidak mengerti mengapa dia menganggapku aneh.
Aku berkata bahwa aku baik-baik saja, aku mati-matian menunjukan bahwa aku baik-baik saja. Karna aku tidak ingin setiap mata memandangku dengan pandangan kasihan. TIDAK!!! 
Itu membuatku sakit. Dan aku memutuskan pergi menghilang dari padangan mata-mata itu. 
Aku bersi keras mengatakan bahwa aku baik-baik saja sekalipun didepan sahabatku. Tidak ingin seorangpun melihatku menangis. Sekalipun aku sedih, aku tidak ingin menangis didepan mata siapapun.

Aku sekarang mengerti... Aku tidak bisa begini selamanya. Mengapa terlalu kejam pada perasaanku sendiri. 
Menganggap semua baik-baik saja. So tired. Aku tidak ingin seperti itu.

Minggu, 05 Februari 2012

Remuk Jantungku Lirik

06-02-2012 
Sulit ku kira kehilangannya
sakit terasa memikirkannya
hancur warasku kau tlah berlalu...
tinggalkan aku begitu...
rapuh hidupku... remuk jantungku...

>>>
semua salahku tak jaga dirimu...
untuk hatiku sungguh ku tak sanggup...
Semua terjadi seperti mimpi ...
mimpi burukku kehilanganmu
Karna kamu nyawaku
karna kamu nafasku
Karna kamu jantungku
karna kamu rapuh hidupku

rapuh hidupku remuk jantungku...
rapuh hidupku remuk jantungku...


(back to >>>)


tanpa kamu aku lemah
tanpa kamu ku resah
tanpa kamu ku gundah
tanpa kamu... remuk jantungku


Catatan>> Mimpi buruk... yg panjang... but its okey

Kamis, 02 Februari 2012

Adakah hari seperti hari-hari itu lagi?

Ada sakit yang kurasa... karna rindu... 
Apa rindu ini akan pergi dari hatiku... 
Kurasa...
Aku akan merindukan dia selamanya ...
Dia muncul di mimpi-mimpiku...
Saat terbangun, kuhadapi kenyataan bahwa itu hanya mimpi.
Sangat merindukan hari... hari itu...
Dimana mata hari menjemur kita dengan sengatnya...
Hari dimana hujan mengguyur kita di sepanjang jalan itu...
Hari dimana ombak membawa kita ketempat yang asing...
Bintang-bintang itu menatap kita yang sedang menghitung banyaknya mereka... 
Lantai dingin rumah sakit itu tidak menjadi halangan untuk ia tetap menemaniku. 
Terbit dan tenggelam matahari yang kita lihat begitu hangat. . .
Firework yang indah mengiringi perjalanan malam itu...
adakah hari seperti hari-hari itu lagi?

Aku akui kesalahanku, terlalu jaim. Menutupi semua, begitu keras.
Aku berpura-pura bahwa aku baik-baik saja saat ia pergi.
Aku bersi keras menutupi keadaanku yang sebenarnya bahwa aku tidak bisa.
Aku seolah memakai topeng, tersenyum pada sekelilingku, seolah mengatakan aku baik-baik saja. Namun dibalik topeng itu ku sembunyikan tangisku. 
Apakah terlalu genngsi mengatakan sebenarnya yang kurasakan?
Aku menyesali sikapku itu.
Mengapa aku begitu keras...
Tidak! aku tidak menyesali smua yang pernah kujalani bersamanya, yang kusesali hanya sikap kerasku.
Sungguh berterimakasih untuk semua yang pernah ia berikan
dan benar-benar minta maaf dengan semua sifat dan sikap kerasku...
Semua akan kusimpan sebagai kenangan yang manis. 
Ingin ku sampaikan smua maaf ini namun apakah akan sampai ditelingamu??





Bersyukur selalu.



Well kemarin sore mendapat kabar yang kurang enak didengar. Telpon berdering sore kemarin, panggilan tersebut dari Mamiku. Aku mengangkat telpon dan mamiku mengatakan bahwa motor yang dinaikinya mengalami kecelakaan, dan syukurnya mamiku hanya terkena stang dibagian paha. Sungguh bersyukur tidak ada luka parah dan trimakasih Bapa telah memberi keselamatan pada mamiku, pengendara danpengendara motor yang tertabrak. 

Setelah mamiku pulang ia bercerita kronologinya. Pengemudi yang mengemudikan motor mamiku memang kurang gape bawa motor dan menabrak motor yang membawa donat. Alhasil simotor donat jatuh, dan pastinya mami bilang ke si tukang donat kalau memang sipengemudi yang membawa motor mamilah yang salah karna kurang hati-hati. Akhirnya mami hanya mengganti kerusakan motor dan donat yang berantakan. 
Puji Tuhan semua maslah beres. Aku percaya semua kasih Tuhan. Trimakasih Yesus.