Total Tayangan Halaman

Selasa, 23 Oktober 2012

Lebih Dari Pengetahuan

Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan? (Yohanes:5:47)

Saat malam datang, kondisi rumah dan sekitar kami gelap. Karena listrik padam. Agar asa penerangan sedikit dalam rumah, maka saya menyalakan lilin. Tetapi dalam keadaan gelap, saya mendapati bahwa lilin tersebut tidak memiliki sumbu. Jelas saja, dengan keadaan seperti itu, lilin tersebut tidak dapat menyala dan tidak bisa menerangi.

Lilin baru akan berguna ketika lilin tersebut bisa menerangi. Dan syarat utama lilin itu bisa menerangi tergantung pada kualitas sumbu lilin tersebut. Ketika lilin tidak dapat menyala, lilin itu tidak bisa dikatakan sebagai lilin. Ya karna hakekat lilin berfungsi memberi penerangan. Demikian pula anda dan saya. Ketika kita mengatakan beriman kepada Sang Pencipta, meyakini YESUS  sebagai Juru Selamat, meneguhkan hati bahwa Allah Maha Kasih, tapi masih selalu diselimuti rasa khawatir dan was-was, maka kita tidak bisa dikatakan beriman.  Beriman adalah punya pengalaman bersama yang sering dan sejalan bersama Allah dalam suasana suka atau duka.

Namun kadang manusia masih sering menganggap iman lebih seperti sebuah pengetahuan belaka. Kadang , iman kita baru berkobar setelah mendengar kesaksian pengalaman iman seseorang, iman kita baru naik saat melihat ada tanda-tanda keadaan mulai membaik. Ini juga yang dialami orang Yahudi pada zaman YESUS . Orang Yahudi percaya pada Allah tapi tidak punya pengalaman dengan Allah Bapa. Akibatnya, iman mereka bisa dikatakan sia-sia.

Beriman butuh perbuatan, karena jika tidak, maka Alkitab berkata bahwa iman itu sia-sia (Yak.2:26). Iman kita akan seperti lilin yang tudak bisa menyala. Maka dari itu, iman kita seharusnya bukan ditentukan oleh yang orang lain katakan atau lakukan, tapi apakah kita sendiri mau berusaha mendapatkan dan menemukan pengalaman bersama-Nya? Apakah kita mau mencaru Dia tanpa harus didorong-dorong oleh saudara seiman? Apakah meski keadaan masih tampak tidak berubah, kita mau tetap beriman bahkan makin berkobar di dalam mencari kehendank-Nya?

Sumber: Renungan harian Spirit edisi Juli 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar