Now... how can I talk to you... Can you hear me cry?
I missing u my friend.
Ini bukan mimpi, ini nyata. Di jum'at malam itu, aku sedang berada diparkiran Giant BSD untuk membeli beberapa sembako untuk baksos. Sebuah messaging dari salah satu kakak kelasku membuat pukulan keras dihatiku. Kakak kelasku mengatakan bahwa temanku telah berpulang kerumah Bapa. Benar-benar memilukan. Karna aku tidak yakin, aku masih menanyakan ulang hal itu pada kakak kelas yang rumahnya dekat dengan sahabatku itu. Itu benar bahwa dia tidak salah orang. Pikiranku kacau, aku masih menahan sakit didadaku. sebuah pukulan keras ini membuatku bisu sejenak. Aku tidak ingat lagi apa yang akan kubeli. Aku terus berpikir, bagaimana bisa tidak ada yang menghubungiku saat-saat kritisnya. Baru saja beberapa hari dia berulang tahun. Ini seperti mimpi. Mimpi buruk yang nyata.
Malamnya aku terus diam dan tak banyk bicara. beberapa tetes air mata mengalir namun langsung kuhapus seperti biasa. Namun memberat didada dan tak bisa ku luapkan. Aku terus mengingat dia. Semua memory bersamanya. Sebuah danau tempat kita bercerita sambil memandang hijaunya alam.Kita akan selalu foto di foto box fav kita. banyak... sangat banyak yg kita lakukan bersama... Dia yang membawakan burger untukku. Teman pertamaku yang menginap dikontrakanku. Dia lebih suka foto berdua bersamaku. Kita menikmati hijaunya kebun raya bogor, dan melihat taman kaktus. Dia yang sangat antusias tentang persahabatan kami. Dia akan menghampiriku di konter untuk sejenak refreshing dan ngobrol. Kita membuat nastar bersama. Bahan dia yang menggoreng ayam untukku. Aku yang mendengar dia menangis ditelpon dan bercerita. Riang suaramu masih ku ingat. Masih sangat banyak tentang hal itu.... Dia akan mendukungku selalu, namun mengapa bahkan aku tidak bisa memegang tangannya terakhir kali,,, tidak dapat membelai rambutnya atau memeluknya... aku akan merindukannya selamanya sahabatku.... Dia meninggalkanku disini... tanpa sepatah kata... mengapa...? I miss u............
Di rumah duka pun tak dapat kukatakan apapun... aku menatap dia terbaring dalam peti putih... dia tidur ... aku ingin menyentuhnya namun aku hanya dapat memegangi petinya... aku terus mentap wajahnya.... aku sangat pedih... dia yang dulu makan es krim malam-malam bersamaku saat dia menginap... bagaimana bisa dia tertidur tanpa berkata selamat tinggal padaku... betapa ini mengguncangku... Dapatkah dia tau, aku sakit... hatiku sakiittt saat dai pergi...
Selama 4 hari berturut-turut aku mendengar lagu yang sama..
Rie fu - Life like a boat... Sangat sakit ketika aku tidak dapat hadir diacara pemakamannya. Aku hanya menangis dikantor. Benar-benar merasa sakit...
Aku tidak akan melupakan dia... dia ... berarti bagiku...
Farewell
Tidak ada komentar:
Posting Komentar